√ Adabul Mufrad Bab no. 202
Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.
202. Mencaci Maki Orang Muslim Itu Fasik
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى ، قَالَ : أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّا بْنِ أَبِي زَائِدَةَ ، عَنْ زَكَرِيَّا ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدِ بْنِ مَالِكٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ "
429. Ibrahim bin Musa menceritakan pada kami: Yahya bin Zakariya bin Abu Zaidah mengabarkan padaku: dar1 Zakaria, dari Abu Ishaq, Dari Muhammad binSa'ad ibnu Malik, dari Bapaknya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda. "Mencaci-maki orang muslim adalah fasik.'
Shahih, di dalam kitab Takhrij al-Halal (442). [Nasa’i, 37-Kitab Tahrimud-Dam, 27- Bab Qitalul Muslim. Ibnu Majah, 36- Kitab Al Fitan, 4- Bab Sibabul Muslimi Fusuqun, hadits 3914].
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا هِلالُ بْنُ عَلِيٍّ ، عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : " لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا، وَلا لَعَّانًا، وَلا سَبَّابًا، كَانَ يَقُولُ عِنْدَ الْمَعْتَبَةِ : مَا لَهُ تَرِبَ جَبِينُهُ "
430. Muhammad bin Sinan menceritakan pada kami: Fulaih bin Sulaiman mengabarkan pada kami: Hilal bin Ali menceritakan pada kami, Dari Anas berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bukan seorang yang keji, bukan juga orang yang suka melaknat, dan bukan orang yang suka nencaci-maki. Rasulullah ketika mencela mengucapkan, 'Kenapa keningnya berdebu ?'"
Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (286). [Bukhari, 78-Kitab Al Adabu, 38- Bab Lam Yakunin-Nabiyyu Shallallahu 'Alaihi Wasallam Fahisyan].
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، عَنْ زُبَيْدٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا وَائِلٍ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ "
431. Sulaiman bin Harb menceritakan pada kami: Syu'bah menceritakan pada kami: dari Zubaid, Aku mendengar Abu Wail, Dari Abdullah dari Nabi shallallahu Alaihi wassalam "Mencaci-maki seorang muslim adalah fasik, sedangkan membunuhnya adalah kufur."
Shahih, di dalam kitab Takhrijul Halal (442). [Bukhari, 2-Kitab Al Iman, 36- Bab Khauful Mukmini win An Yahbatha Amaluhu. Muslim, 1-Kitab Al Iman, hadits 116].
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ ، عَنِ الْحُسَيْنِ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَعْمُرَ ، أَنَّ أَبَا الأَسْوَدِ الدِّيلِيَّ حَدَّثَهُ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا ذَرٍّ ، قَالَ : سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : " لا يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلا بِالْفُسُوقِ، وَلا يَرْمِيهِ بِالْكُفْرِ، إِلا ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ، إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ "
432. Abu Ma'mar menceritakan pada kami: Abdul Warits menceritakan pada kami: dari Al-Husain, dari Abdullah bin Buraidah, Yahya bin Ya'mur menceritakan pada kami: bahwa Abu Aswad Ad-Diyila bercerita padanya, bahwa Ia mendengar Abu Dzarr berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Seseorang diharamkan untuk menuduh fasik orang lain, dan juga tidak menuduhnya dengan kufur, maka jika tidak, tuduhan itu kembali kepada dirinya, sekiranya temannya yang dituduh itu tidak seperti yang dituduhkannya'."
Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (2891). [Bukhari, 78-Kitab Al Adab, 38- Bab Lam Yakunin-Nabiyyu Shallallahu 'Alaihi Wasallam Fahisyan].
وَبِالسَّنَدِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : " مَنِ ادَّعَى لِغَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُ فَقَدْ كَفَرَ، وَمَنِ ادَّعَى قَوْمًا لَيْسَ هُوَ مِنْهُمْ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ دَعَا رَجُلا بِالْكُفْرِ، أَوْ قَالَ : عَدُوُّ اللَّهِ، وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلا حَارَتْ عَلَيْهِ "
433. Dengan sanad yang sama, dari Abu Dzar: Ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda. "Barang siapa mengaku-ngaku dirinya kepada selain bapaknya dan dia tahu, maka sungguh telah kafir. Barang siapa mengaku dirinya dari suatu kaum yang dia sendiri bukan dari mereka, maka dia akan masuk neraka, dan barang siapa memanggil seseorang dengan kafir atau dia berkata, 'Musuh Allah', dan orang yang dipanggil itu tidak seperti yang dituduhkannya, maka apa yang dituduhkannya akan kembali kepadanya."
Shahih, di dalam kitab Ghayatul Maram (266-267). [Bukhari, 61-Kitab Al Manaqib, 5- Bab Haddatsana Abu Ma'mar. Muslim, 1- Kitab Al Iman, hadits 112].
حَدَّثَنَا عُمَرُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبِي ، قَالَ : حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَدِيُّ بْنُ ثَابِتٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ سُلَيْمَانَ بْنَ صُرَدٍ ، رَجُلا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " اسْتَبَّ رَجُلانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَغَضِبَ أَحَدُهُمَا، فَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى انْتَفَخَ وَجْهُهُ وَتَغَيَّرَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنِّي لأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنْهُ الَّذِي يَجِدُ، فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ الرَّجُلُ، فَأَخْبَرَهُ بِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ : تَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، وَقَالَ : أَتَرَى بِي بَأْسًا، أَمَجْنُونٌ أَنَا؟ اذْهَبْ "
434. Umar menceritakan pada kami: Bapakku menceritakan padaku: Al-Amasy menceritakan pada kami: Adi ibnu Tsabit menceritakan pada kami berkata, "saya mendengar Sulaiman ibnu Shurad -seorang dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam- berkata, Dua orang (saling) menganggap celaka di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu salah satunya marah sampai marahnya memuncak sehingga wajahnya berubah merah, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya saya mengetahui suatu kalimat sekiranya seseorang mengucapkannya niscaya apa yang dirasakannya (kemarahannya) menjadi hilang." Kemudian seorang laki-laki menghampirinya dan memberitahukan tentang sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Berlindunglah kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk". Lalu dia menjawab, "Apakah engkau melihat aku bengis! apakah saya gila? Pergilah!"'
Shahih, [Bukhari, 78- Kitab Al Adah, 72- Bab Ma Yunha Minas-Sibabi wal-La'ni. Muslim, 45- Kitab Al Birru wash-Shilatu wal Adab, hadits 109].
حَدَّثَنَا خَلادُ بْنُ يَحْيَى ، قَالَ : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سَلَمَةَ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ، قَالَ : " مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ إِلا بَيْنَهُمَا مِنَ اللَّهِ تَعَالَى سِتْرٌ، فَإِذَا قَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ كَلِمَةَ هَجْرٍ فَقَدْ خَرَقَ سِتْرَ اللَّهِ، وَإِذَا قَالَ أَحَدُهُمَا لِلآخَرِ : أَنْتَ كَافِرٌ، فَقَدْ كَفَرَ أَحَدُهُمَا "
435. Khalid bin yahya menceritakan pada kami: Sufyan menceritakan pada kami, dari Yazid bin Abu ziyad, dari Amru bin Salamah, Dari Abdullah, ia berkata, "Allah menaruh hijab di antara dua orang muslim. Bila salah seorang berkata kepada saudaranya dengan ucapan yang menyakitkan hati, maka ia telah merobek hijab Allah. Bila salah seorang di antara mereka berucap kepada saudaranya 'Kamu kafir', maka ia telah menjadi kafir."
Isnadnya dha'if, di dalamnya terdapat Yazid bin Abi Ziyad dan ia berstatus dha'if. Namun kalimat terakhir dalam hadits ini shahih dan diriwayatkan oleh banyak sahabat, salah satunya adalah Abu Dzar. Lihat hadits 433