Adabul Mufrad Bab no. 66

√ Adabul Mufrad Bab no. 66



Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.

66. Tidak Boleh Menyakiti Tetangga

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو يَحْيَى مَوْلَى جَعْدَةَ بْنِ هُبَيْرَةَ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ ، يَقُولُ : " قِيلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ فُلانَةً تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ، وَتَفْعَلُ، وَتَصَّدَّقُ، وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لا خَيْرَ فِيهَا، هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، قَالُوا : وَفُلانَةٌ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ، وَتَصَّدَّقُ بِأَثْوَارٍ، وَلا تُؤْذِي أَحَدًا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : هِيَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ "

119. Musaddad menceritakan pada kami: Abdul Wahid menceritakan pada kami: Al-amasy menceritakan pada kami: abu yahya maula Ja'dah bin Hubairah menceritakan pada kami: Aku mendengar Abu Hurairah, dia berkata, "Dikatakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah! Sesungguhnya si fulanah shalat malam, puasa di siang hari, berbuat baik, bersedekah, tetapi menyakiti tetangga dengan lisannya?' Kemudian Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Tidak ada kebaikan atas apa yang dikerjakannya, dan dia termasuk penghuni neraka.' Para sahabat berkata, 'Dan si fulanah shalat fardhu, bersedekah dengan sepotong keju, dan tidak menyakiti seseorang? Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Dia termasuk penghuni surga'."

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (190).


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زِيَادٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي عُمَارَةُ بْنُ غُرَابٍ ، أَنَّ عَمَّةً لَهُ حَدَّثَتْهُ، أَنَّهَا سَأَلَتْ عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، فَقَالَتْ : " إِنَّ زَوْجَ إِحْدَانَا يُرِيدُهَا فَتَمْنَعُهُ نَفْسَهَا، إِمَّا أَنْ تَكُونَ غَضَبَى أَوْ لَمْ تَكُنْ نَشِيطَةً، فَهَلْ عَلَيْنَا فِي ذَلِكَ مِنْ حَرَجٍ؟ قَالَتْ : نَعَمْ، إِنَّ مِنْ حَقِّهِ عَلَيْكِ، أَنْ لَوْ أَرَادَكِ وَأَنْتِ عَلَى قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعِيهِ، قَالَتْ : قُلْتُ لَهَا : إِحْدَانَا تَحِيضُ، وَلَيْسَ لَهَا وَلِزَوْجِهَا إِلا فِرَاشٌ وَاحِدٌ أَوْ لِحَافٌ وَاحِدٌ، فَكَيْفَ تَصْنَعُ؟ قَالَتْ : لِتَشُدَّ عَلَيْهَا إِزَارَهَا ثُمَّ تَنَامُ مَعَهُ، فَلَهُ مَا فَوْقَ ذَلِكَ، مَعَ أَنِّي سَوْفَ أُخْبِرُكِ مَا صَنَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّهُ كَانَ لَيْلَتِي مِنْهُ، فَطَحَنْتُ شَيْئًا مِنْ شَعِيرٍ، فَجَعَلْتُ لَهُ قُرْصًا، فَدَخَلَ فَرَدَّ الْبَابَ، وَدَخَلَ إِلَى الْمَسْجِدِ ، وَكَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ أَغْلَقَ الْبَابَ، وَأَوْكَأَ الْقِرْبَةَ، وَأَكْفَأَ الْقَدَحَ، وَأطْفَأَ الْمِصْبَاحَ، فَانْتَظَرْتُهُ أَنْ يَنْصَرِفَ فَأُطْعِمُهُ الْقُرْصَ، فَلَمْ يَنْصَرِفْ، حَتَّى غَلَبَنِي النَّوْمُ، وَأَوْجَعَهُ الْبَرْدُ، فَأَتَانِي فَأَقَامَنِي، ثُمَّ قَالَ : أَدْفِئِينِي أَدْفِئِينِي، فَقُلْتُ لَهُ : إِنِّي حَائِضٌ، فَقَالَ : وَإِنِ اكْشِفِي عَنْ فَخِذَيْكِ، فَكَشَفْتُ لَهُ عَنْ فَخِذَيَّ، فَوَضَعَ خَدَّهُ وَرَأْسَهُ عَلَى فَخِذَيَّ حَتَّى دَفِئَ، فَأَقْبَلَتْ شَاةٌ لِجَارِنَا دَاجِنَةٌ فَدَخَلَتْ، ثُمَّ عَمَدَتْ إِلَى الْقُرْصِ فَأَخَذَتْهُ، ثُمَّ أَدْبَرَتْ بِهِ، قَالَتْ : وَقَلِقْتُ عَنْهُ، وَاسْتَيْقَظَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَادَرْتُهَا إِلَى الْبَابِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : خُذِي مَا أَدْرَكْتِ مِنْ قُرْصِكِ، وَلا تُؤْذِي جَارَكِ فِي شَاتِهِ "

120. Abdullah bin Yazid menceritakan pada kami: Abdurrahman bin ziyad menceritakan pada kami: Umarah bin Ghurab menceritakan padaku, Bibinya bercerita kepadanya bahwa ia bertanya kepada Aisyah -Ummul Mukminin-, "Jika seorang suami menginginkan istrinya namun istri menolak, baik itu karena marah atau ia tidak berkeinginan apakah hal tersebut berdosa?" Aisyah menjawab, "Ya, suami mempunyai hak dari dirimu meskipun engkau sedang berada di alas pelana, apa yang membuatmu menolaknya?'" Si bibi bertanya lagi kepada Aisyah, "Jika si istri sedang haid, sedang suami-istri tadi hanya memiliki sebuah kamar atau sebuah selimut saja, lalu apa yang meski diperbuat? " Aisyah menjawab, "Si istri harus mengencangkan kainnya dan tidur saja bersama suami. Suami berhak menikmati apa yang berada di atas kain tadi. Aku akan memberitahukanmu apa yang diperbuat Nabi SAW Malam itu adalah giliranku, maka aku tumbukkan untuknya gandum dan aku buatkan untuknya sebuah roti. Masuklah beliau ke dalam rumah dan kemudian menutup pintu. Beliau masuk ke dalam ruangan shalat. Apabila hendak tidur ia mengunci pintu lalu bersandar di kantong air, kemudian membalikkan gelas dan menyalakan lampu. Aku menunggu beliau kembali dan akan ku berikan roti. Namun beliau tidak kembali, sehingga aku tertidur. Beliau kedinginan, maka beliau datang dan membangunkanku. Lalu beliau berkata, 'Hangatkanlah aku, hangatkanlah aku'. Aku berkata kepadanya, 'Aku sedang haid,' Lalu beliau berkata, "kalau begitu, buka saja kedua pahamu." Maka aku singkap kedua pahaku, lalu beliau menempelkan pipi dan kepalanya di atas dua pahaku sehingga ia merasa hangat. Lalu masuklah kambing jinak milik tetangga, kemudian ia menuju roti lalu mengambilnya sambil berlalu pergi. " Aisyah meneruskan ceritanya, "Aku lalu merasa resah. Saat Nabi SAW terbangun, aku sedang mengejarnya ke arah pintu. Lalu Nabi berkata, 'Ambillah apa yang tersisa dari roti tersebut dan janganlah engkau sakiti domba milik tetanggamu'."

Sanad hadits ini dha'if. Umarah adalah seorang yang majhul dan bibinya juga tidak dikenal. Perawi hadits ini yaitu Abdurrahman bin Ziyad -orang Afrika-adalah orang yang dha'if [Tidak terdapat dalam Kutubus-Sittah].


حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ أَبُو الرَّبِيعِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا الْعَلاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ "

121. Sulaiman bin Daud Abu Rabih menceritakan pada kami: Ismail bin Ja'far menceritakan pada kami: Al-Ala bin Abdurrahman menceritakan pada kami: dari Bapaknya, Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya merasa tidak aman dari kejahatan-kejahatannya."

Shahih, di dalam kitab As-Silsilah Ash-Shahihah (549): (Muslim, 1- Kitab Al Iman, hadits 73).

Share on Social Media