Adabul Mufrad Bab no. 114

√ Adabul Mufrad Bab no. 114



Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.

114. Orang Baik di Dunia Adalah Orang Baik di Akhirat

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ أَبِي هَاشِمٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي نُصَيْرُ بْنُ عُمَرَ بْنِ يَزِيدَ بْنِ قَبِيصَةَ بْنِ يَزِيدَ الأَسَدِيُّ ، عَنْ فُلانٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ بُرْمَةَ بْنَ لَيْثِ بْنِ بُرْمَةَ ، أَنَّهُ سَمِعَ قَبِيصَةَ بْنَ بُرْمَةَ الأَسَدِيَّ ، قَالَ : " كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ : أَهْلُ الْمَعْرُوفِ فِي الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمَعْرُوفِ فِي الآخِرَةِ، وَأَهْلُ الْمُنْكَرِ فِي الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمُنْكَرِ فِي الآخِرَةِ "

221. Ali bin Abu Hasyim menceritakan pada kami: Nashr bin Umar bin Yazid bin Qabishah bin Yazid Al-Asadi, menceritakan pada kami, dari Fulan: Aku mendengar Burmah bin Laits bin Burmah, Bahwa ia mendengar Qabishah ibnu Burmah Al Asadi berkata, "Saya pernah berada di samping Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu saya mendengarkannya bersabda, 'Orang yang baik di dunia adalah orang yang baik di akhirat, dan Orang yang keji di dunia adalah orang yang keji di akhirat'."

Shahih Lighairihi, di dalam kitab Ar-Ruadhun-Nadhir (1031), 1082). (Qabishah bin Burmah Al Asadi tidak memiliki sedikitpun (riwayat) dalam Kutubus-Sittah).


حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَسَّانَ الْعَنْبَرِيُّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا حِبَّانُ بْنُ عَاصِمٍ ، وَكَانَ حَرْمَلَةُ أَبَا أُمِّهِ ، فَحَدَّثَتْنِي صَفِيَّةُ ابْنَةُ عُلَيْبَةَ وَدُحَيْبَةُ ابْنَةُ عُلَيْبَةَ ، وَكَانَ جَدَّهُمَا حَرْمَلَةُ أَبَا أَبِيهِمَا ، أَنَّهُ أَخْبَرَهُمْ، عَنْ حَرْمَلَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ، " أَنَّهُ خَرَجَ حَتَّى أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ عِنْدَهُ حَتَّى عَرَفَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا ارْتَحَلَ قُلْتُ فِي نَفْسِي : وَاللَّهِ لآتِيَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى أَزْدَادَ مِنَ الْعِلْمِ، فَجِئْتُ أَمْشِي حَتَّى قُمْتُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَقُلْتُ مَا تَأْمُرُنِي أَعْمَلُ؟ قَالَ : يَا حَرْمَلَةُ، ائْتِ الْمَعْرُوفَ، وَاجْتَنَبِ الْمُنْكَرَ، ثُمَّ رَجَعْتُ، حَتَّى جِئْتُ الرَّاحِلَةَ، ثُمَّ أَقْبَلْتُ حَتَّى قُمْتُ مَقَامِي قَرِيبًا مِنْهُ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا تَأْمُرُنِي أَعْمَلُ؟ قَالَ : يَا حَرْمَلَةُ، ائْتِ الْمَعْرُوفَ، وَاجْتَنَبِ الْمُنْكَرَ، وَانْظُرْ مَا يُعْجِبُ أُذُنَكَ أَنْ يَقُولَ لَكَ الْقَوْمُ إِذَا قُمْتَ مِنْ عِنْدِهِمْ فَأْتِهِ، وَانْظُرِ الَّذِي تَكْرَهُ أَنْ يَقُولَ لَكَ الْقَوْمُ إِذَا قُمْتَ مِنْ عِنْدِهِمْ فَاجْتَنِبْهُ، فَلَمَّا رَجَعْتُ تَفَكَّرْتُ، فَإِذَا هُمَا لَمْ يَدَعَا شَيْئًا "

222. Musa bin Ismail menceritakan pada kami: Abdullah bin Hasan Al-Anbari menceritakan pada kami: Hibban bin Ashim menceritakan pada kami: Shafiyah binti Ulaibah dan Duhaibah binti Ulaibah menceritakan padaku: Dari Harmalah bin Abdullah, dia keluar rumah untuk menemui Nabi SAW. Dia berada di sampingnya, hingga Nabi SAWmengenalinya. Saat Nabi SAW berlalu, aku berbisik dalam hati, "Demi Allah aku akan menemui Nabi SAW agar ilmuku bertambah. " Maka aku datang untuk menemuinya dan berdiri di hadapannya. Aku berkata kepada beliau, "Apa yang kau perintahkan akan aku lakukan. " Nabi SAW bersabda, "Wahai Harmalah, Lakukan yang ma'ruf dan jauhi yang munkar. " Kemudian aku kembali pulang. Aku datang lagi kepadanya sehingga aku berdiri dekat darinya. Aku berkata kepada beliau, "Wahai Rasul, apa yang kau perintahkan akan aku lakukan. " Nabi SAW bersabda, "Wahai Harmalah, kerjakan yang ma'ruf dan jauhi yang munkar. Perhatikan apa yang membuat telingamu takjub, hingga suatu kaum mengatakan (yang ma'ruf) kepadamu apabila engkau pergi meninggalkan mereka, maka kerjakanlah hal tersebut (yang ma ruf). Perhatikanlah apa-apa yang engkau benci, hingga suatu kaum mengatakan (yang munkar) kepadamu apabila engkau pergi meninggalkan mereka, maka jauhilah (yang munkar) itu. Saat aku kembali, aku renungi bahwa keduanya tak lengah dari apa pun. "

Dha'if, (Adh-Dha'ifah,  1489): [Harmalah tidak tercantum dalam Kutubus-Sittah]


حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عُمَرَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ ، قَالَ : ذَكَرْتُ لأَبِي حَدِيثَ أَبِي عُثْمَانَ ، عَنْ سَلْمَانَ ، أَنَّهُ قَالَ : " إِنَّ أَهْلَ الْمَعْرُوفِ فِي الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمَعْرُوفِ فِي الآخِرَةِ " ، فَقَالَ : إِنِّي سَمِعْتُهُ مِنْ أَبِي عُثْمَانَ يُحَدِّثُهُ، عَنْ سَلْمَانَ، فَعَرَفْتُ أَنَّ ذَاكَ كَذَاكَ، فَمَا حَدَّثْتُ بِهِ أَحَدًا قَطُّ.حَدَّثَنَا مُوسَى ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ ، عَنْ عَاصِمٍ ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ

223. Hasan bin Umar menceritakan pada kami: Mu'tamir menceritakan pada kami, ia berkata, "Saya menyebutkan kepada bapak saya hadits Abu Utsman dari Salman, bahwasanya dia berkata, 'Sesungguhnya pelaku kebaikan di dunia mereka adalah pelaku kebaikan di akhirat." Lalu Mu'tamir berkata, 'Sesungguhnya saya mendengar hadits tersebut dari Abu Utsman, yang meriwayatkan hadits dari Salman, maka saya tahu bahwa kebaikan itu seperti itu dan aku sama sekali tidak pernah mengatakan hadits itu pada orang lain. (Menurut riwayat dari Abu Utsman, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seperti itu)."

Shahih, yang diriwayatkan dengan periwayatan yang mauquf dan merupakan hadits shahih lighairihi yang diriwayatkan dengan periwayatan yang marfu', Ar-Ruadhun-Nadhiru. (1031, 1082).

Share on Social Media