√ Adabul Mufrad Bab no. 188
Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.
188. Seseorang Mendiamkan Orang Lain
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي اللَّيْثُ ، قَالَ : حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ خَالِدٍ ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ ، عَنْ عَوْفِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ الطُّفَيْلِ ، وَهُوَ ابْنُ أَخِي عَائِشَةَ لأُمِّهَا، أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا حُدِّثَتْ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الزُّبَيْرِ ، قَالَ فِي بَيْعٍ أَوْ عَطَاءٍ أَعْطَتْهُ عَائِشَةُ : " وَاللَّهِ لَتَنْتَهِيَنَّ عَائِشَةُ أَوْ لأَحْجُرَنَّ عَلَيْهَا، فَقَالَتْ : أَهُوَ قَالَ هَذَا؟ قَالُوا : نَعَمْ، قَالَتْ عَائِشَةُ : فَهُوَ لِلَّهِ نَذْرٌ أَنْ لا أُكَلِّمَ ابْنَ الزُّبَيْرِ كَلِمَةً أَبَدًا، فَاسْتَشْفَعَ ابْنُ الزُّبَيْرِ بِالْمُهَاجِرِينَ حِينَ طَالَتْ هِجْرَتُهَا إِيَّاهُ، فَقَالَتْ : وَاللَّهِ، لا أُشَفِّعُ فِيهِ أَحَدًا أَبَدًا، وَلا أُحَنِّثُ نَذْرِي الَّذِي نَذَرْتُ أَبَدًا، فَلَمَّا طَالَ عَلَى ابْنِ الزُّبَيْرِ، كَلَّمَ الْمِسْوَرَ بْنَ مَخْرَمَةَ، وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ الأَسْوَدِ بْنِ عَبْدِ يَغُوثَ، وَهُمَا مِنْ بَنِي زُهْرَةَ، فَقَالَ لَهُمَا : أَنْشُدُكُمَا بِاللَّهِ إِلا أَدْخَلْتُمَانِي عَلَى عَائِشَةَ ، فَإِنَّهَا لا يَحِلُّ لَهَا أَنْ تَنْذِرَ قَطِيعَتِي، فَأَقْبَلَ بِهِ الْمِسْوَرُ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ مُشْتَمِلَيْنِ عَلَيْهِ بِأَرْدِيَتِهِمَا، حَتَّى اسْتَأْذَنَا عَلَى عَائِشَةَ فَقَالا : السَّلامُ عَلَيْكِ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، أَنَدْخُلُ؟ فَقَالَتْ عَائِشَةُ : ادْخُلُوا، قَالا : كُلُّنَا يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ؟ قَالَتْ : نَعَمْ، ادْخُلُوا كُلُّكُمْ، وَلا تَعْلَمُ أَنَّ مَعَهُمَا ابْنَ الزُّبَيْرِ، فَلَمَّا دَخَلُوا دَخَلَ ابْنُ الزُّبَيْرِ فِي الْحِجَابِ، وَاعْتَنَقَ عَائِشَةَ وَطَفِقَ يُنَاشِدُهَا يَبْكِي، وَطَفِقَ الْمِسْوَرُ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ يُنَاشِدَانِ عَائِشَةَ إِلا كَلَّمَتْهُ وَقَبِلَتْ مِنْهُ، وَيَقُولانِ : قَدْ عَلِمْتِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَمَّا قَدْ عَلِمْتِ مِنَ الْهِجْرَةِ، وَأَنَّهُ لا يَحِلُّ لِلرَّجُلِ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاثِ لَيَالٍ، قَالَ : فَلَمَّا أَكْثَرُوا التَّذْكِيرَ وَالتَّحْرِيجَ طَفِقَتْ تُذَكِّرُهُمْ وَتَبْكِي، وَتَقُولُ : إِنِّي قَدْ نَذَرْتُ وَالنَّذْرُ شَدِيدٌ، فَلَمْ يَزَالُوا بِهَا حَتَّى كَلَّمَتِ ابْنَ الزُّبَيْرِ، ثُمَّ أَعْتَقَتْ بِنَذْرِهَا أَرْبَعِينَ رَقَبَةً، ثُمَّ كَانَتْ تَذْكُرُ بَعْدَ مَا أَعْتَقَتْ أَرْبَعِينَ رَقَبَةً فَتَبْكِي حَتَّى تَبُلَّ دُمُوعُهَا خِمَارَهَا "
397. Abdullah bin Shalih menceritakan pada kami: Laits menceritakan padaku: Abdurrahman bin Khalid menceritakan padaku: dari Ibnu Syihab, Dari Auf ibnu Al Harits ibnu At Thufail -anak saudara laki-laki Aisyah yang seibu- bahwa Aisyah radhiallahu 'anha menceritakan, Bahwa Abdullah ibnu Az-Zubair berkata dalam satu jual beli -atau satu pemberian- yang diberikan Aisyah, "Demi Allah, Aisyah harus menghentikan perbuatannya atau Saya meninggalkannya." Lalu Aisyah bertanya, "Apakah dia telah berbicara seperti itu?" Para sahabat menjawab, "Ya" Aisyah berkata, "Dengan perkataannya, maka bagi Saya demi Allah! bahwa Saya tidak akan berbicara dengan Ibnu Az-Zubair selamanya". Lalu Ibnu Az-Zubair minta tolong kepada sahabat Muhajirin ketika kesenjangan berbicara terjadi antara Aisyah dengannya. Kemudian Aisyah berkata, "Demi Allah! Saya tidak akan minta tolong kepada salah seorang dalam masalah ini selamanya, dan Saya tidak akan melanggar nadzar Saya." Tatkala hal ini terlalu lama dirasakan oleh Ibnu Az-Zubair, maka dia berbicara dengan Al Miswar ibnu Al Makhramah dan Abdurrahman ibnu Al Aswad ibnu Abdu Yaghuts, keduanya berasal dari bani Zahrah, lalu Ibnu Az-Zubair berkata kepada keduanya, "Saya minta kepada engkau berdua bersumpah kepada Allah agar memasukkan Saya kepada Aisyah, karena sesungguhnya tidak halal bagi dia bernadzar memutus hubungan dengan Saya. Kemudian Al Miswar dan Abdurrahman menerima (permohonan tersebut), dan keduanya bersama Ibnu Az-Zubair sambil memegangi selendang keduanya datang meminta izin kepada Aisyah, lalu keduanya berkata, "Assalamu'alaiki wa rahmatullahi wa Barakatuhu, apakah kami boleh masuk?" Aisyah menjawab, 'Masuklah" Keduanya menjawab, "Kami semua?, wahai ummul mukminin!" Aisyah menjawab, "Ya." Maka masuklah semuanya, dan dia tidak tahu jika keduanya bersama Ibnu Az-Zubair. Tatkala mereka masuk, masuklah Ibnu Az-Zubair ke dalam hijab lalu merangkul Aisyah dan mengharap kepadanya sambil menangis, Al Miswar dan Abdurrahman merayu Aisyah kecuali perkataan yang diucapkan Aisyah kepada Ibnu Az-Zubair dan diterimanya dari Ibnu Az-Zubair. Lalu keduanya berkata, "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang -sesuatu yang engkau ketahui- mendiamkan orang lain, karena tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari."
Auf ibnu Al Harits berkata, "Tatkala mereka memperbanyak peringatan dan tekanan kepada Aisyah, maka Aisyah langsung mengingat keduanya dan menangis seraya berucap, 'Sesungguhnya saya telah bernadzar dan nadzar itu berbahaya.' Kemudian keduanya tetap (mengingatkan) Aisyah sehingga dia mau berbicara dengan Ibnu Az-Zubair. (Akhirnya) Aisyah menebus nadzarnya dengan memerdekakan empat puluh budak, dan setelah itu dia mengingat nadzarnya lalu menangis sehingga tetesan air matanya membasahi kerudungnya."
Shahih, di dalam kitab Al Irwa (2029).[Bukhari, 78- Kitab Al Adab, 62- Bab Al Hijrah dan perkataan Nabi shallallahu 'alaihi loasallam, "La Yahillu Lirajulin 'An Yahjura Akhahu Fauqa Tsalatsin"].